Bagi para profesional di bidang teknologi, Scrum, Sprint, dan Agile sudah menjadi istilah yang sangat dikenal. Istilah-istilah tersebut merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para profesional di industri teknologi.
Agile adalah sebuah konsep metodologi pengembangan perangkat lunak yang menekankan adaptasi yang cepat dan fleksibilitas ketika menghadapi perubahan. Konsep Agile memberikan prinsip atau sifat untuk mewujudkan penyelesaian masalah secara adaptif. Namun, untuk mengaplikasikan konsep ini, diperlukan Scrum sebagai metode atau proses kerja yang didasarkan pada konsep Agile.
Scrum adalah metode untuk mengatur manajemen dan pelaksanaan proyek yang dapat digunakan untuk pengembangan produk kompleks dan selalu berubah. Scrum membantu mengkoordinasikan tim agar lebih terstruktur dan memperkuat komunikasi antar anggota tim. Dengan Scrum, rilis produk dapat dipercepat kepada pengguna dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Scrum juga membantu mengurangi biaya pengerjaan proyek dengan memfokuskan kepuasan pengguna sebagai fokus utama.
Sprint adalah siklus kerja dalam metode Scrum yang harus diselesaikan oleh tim dalam periode waktu yang telah ditentukan, biasanya selama satu bulan atau kurang. Tujuan dari Sprint adalah memecah proyek menjadi potongan-potongan yang lebih kecil agar tim dapat merencanakan satu Sprint pada satu waktu dan menyesuaikan Sprint di masa mendatang berdasarkan hasil Sprint yang sudah selesai. Sprint terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu Sprint Planning Meeting, Daily Scrum, Sprint Review, dan Sprint Retrospective.
Sprint Planning Meeting dilakukan untuk menentukan tujuan Sprint dan merencanakan kegiatan Sprint. Daily Scrum dilakukan untuk mengulas backlog yang sudah selesai dan membahas masalah atau kendala di hari sebelumnya. Sprint Review dilakukan untuk memeriksa hasil Sprint dan menentukan penyesuaian di masa depan. Hasil dari Sprint Review adalah revisi yang berisikan item Product Backlog untuk Sprint berikutnya. Sprint Retrospective dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas.
Untuk lebih memahami alur kerja Scrum, bisa dibayangkan sebagai proses pembuatan menu baru di sebuah restoran. Tim riset dan manajemen berdiskusi dengan koki restoran untuk merencanakan menu baru (planning) yang kemudian disetujui oleh semua pihak dan dieksekusi oleh para koki. Kemudian, koki menghidangkan hasil masakan kepada customer; meminta pendapat mereka dan mengumpulkan masukan untuk meningkatkan kualitas masakan (review). Setelah koki mengumpulkan feedback, data tersebut yang akan dijadikan bahan untuk mengembangkan masakan selanjutnya (retrospective).
Konsep dan metode kerja di ranah Product Management ini menarik dan seru. Namun, jika masih kesulitan memahami istilah-istilah di atas, bisa mencari referensi atau konsultasi dengan profesional di bidang teknologi untuk membantu menerapkannya di perusahaan.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *