Artikel ini awalnya muncul di GE Reports.
Bayangkan sebuah mesin jet untuk Oompa-Loompa. Insinyur-insinyur GE yang bekerja untuk membangun masa depan pembuatan pesawat baru saja membuat terobosan baru. Mereka membuat sebuah mesin jet mini dengan teknologi 3D Printing yang dapat beroperasi dengan kecepatan 33.000 rotasi per menit (lihat video di atas).
Mesin jet seukuran tas ransel ini dibuat oleh tim yang terdiri dari sejumlah teknisi, ahli mesin dan insinyur yang bekerja di Additive Development Center milik GE Aviation, di luar kota Cincinnati, yang merupakan laboratorium yang berfokus untuk mengembangkan additive manufacturing, sebuah teknik terbaru yang dapat memproduksi struktur 3D yang rumit dengan mencairkan bubuk metal lapis demi lapis. Mereka membangun mesin tersebut selama beberapa tahun untuk menguji kemampuan teknologi tersebut sembari mengerjakan proyek sampingan bersama.
“Kami ingin melihat apakah kami bisa membuat sebuah mesin kecil yang dapat beroperasi sepenuhnya dengan menggunakan suku cadang yang dibuat dengan teknologi additive manufacturing,” kata salah satu insinyur. “Ini adalah sebuah proyek sampingan yang menyenangkan.”
Tim GE tidak dapat membuat keseluruhan mesin pesawat komersil yang rumit dari model yang mereka kerjakan. Namun, mereka mendapat ide untuk membangun mesin yang lebih sederhana untuk model pesawat remote control dan disesuaikan dengan mesin 3D printing milik mereka. Hasil akhir mesin tersebut memiliki panjang hampir 1 kaki dengan tinggi 8 inci.
Setelah jadi, mereka memasang mesin tersebut di dalam test-cell yang biasa digunakan untuk menguji coba mesin dalam skala besar dan mengoperasikannya. Mesin model ini kini dipamerkan di Additive Development Center beserta barang-barang lain yang dipamerkan.
Tidak seperti metode permesinan tradisional pada umumnya yang membuat bagian dari potongan komponen yang lebih besar, additive manufacturingmenggunakan laser untuk menggabungkan lapisan-lapisan metal tipis satu sama lain dan kemudian membentuknya menjadi suatu komponen yang utuh. Teknik canggih ini dapat mengurangi sisa material yang terbuang dan mampu membuat bagian-bagian rumit dengan akurat sehingga dapat bekerja lebih optimal di dalam mesin.
Tim pengembang mencetak terobosan baru dengan menggunakan additive manufacturing dalam memproduksi komponen pesawat terbang. Mereka merancang dan membuat nozzle bahan bakar yang diproduksi dengan teknologi additive manufacturing untuk mesin jet CFM LEAP pada pesawat komersil single-aisle. Namun, FAA baru saja menyetujui penggunaan komponen pesawat dengan teknologi 3D Printing pada mesin jet GE90.
“Ada banyak sekali manfaat dari komponen yang dibuat dengan teknologi additive manufacturing,” ujar Matt Benvie, juru bicara GE Aviation. “Kecepatan, karena perkakas yang dibutuhkan lebih sedikit dan anda dapat langsung membuat komponen dari sebuah model/ ide. Anda juga dapat membuat komponen dengan geometri yang tidak bisa dilakukan dengan teknologi lain.” Kredit foto: GE Aviation
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *