Kabar buruk bagi para pengguna Cyanogen OS dan CyanogenMod ROM, sistem operasi dan custom ROM berbasis open source dan sangat populer dipakai oleh para pengguna smartphone Android yang gemar modifikasi.
Pada Jumat (23/12) lalu, Cyanogen Inc. secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menutup operasional, layanan, dan segala pengembangan di dalamnya mulai 31 Desember 2016. Menyusul kemudian, tim pengembang CyanogenMod juga mengumumkan hal serupa pada hari Sabtu (24/12).
Sebetulnya, secara organisasi, tim CyanogenMod berdiri terpisah dari Cyanogen Inc. Tetapi, mereka sangat bergantung pada infrastruktur server dan donasi dari Cyanogen Inc.
Sehingga ketika Cyanogen Inc. selaku “induk” perusahaan tutup, CyanogenMod pun kehilangan sokongan utama dan akan sulit mengembangkan lebih lanjut CyanogenMod ROM yang saat ini digunakan oleh lebih dari 50 juta pengguna di seluruh dunia.
Namun, kabar baiknya, proyek CyanogenMod tidak akan berhenti begitu saja. Orang-orang di balik sistem ROM alternatif ini telah membentuk komunitas baru yang siap membangun sistem operasi open source anyar, Lineage OS, yang didasarkan pada source code CyanogenMod.
Di dalam keterangannya, tim CyanogenMod menyatakan, “Kami, para pengembang, perancang, pengelola perangkat, dan penerjemah telah membuat percabangan (fork) dari source code dan patch CyanogenMod. Ini lebih dari sekadar perubahan nama (rebrand). Percabangan ini akan kembali pada usaha komunitas akar rumput yang dahulu membesarkan CyanogenMod serta tetap mempertahankan kualitas dan keandalan profesionalnya,”
Mereka bahkan telah merilis sebuah situs resmi untuk proyek Lineage OS tersebut.
Kisah Keruntuhan Cyanogen
Kisah keruntuhan Cyanogen sebenarnya sudah diprediksi sejak tahun lalu.
Pertama kali dikembangkan delapan tahun silam oleh komunitas pengembang open source, Cyanogen diharapkan bisa memberi alternatif terhadap sistem operasi dan antarmuka Android yang ketika itu dikendalikan penuh oleh Google.
Berawal dari CyanogenMod ROM yang banyak disukai orang-orang karena menyajikan access root dan antarmuka yang lebih menarik dibandingkan antarmuka standar bawaan Android, Cyanogen tumbuh dan berkembang sampai digunakan oleh lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia.
Kirt McMaster (CEO, Cyanogen) pun berambisi menyaingi Google dengan membuat Cyanogen OS, sistem operasi komersial yang dipasarkan kepada pabrikan smartphone. OnePlus dan ZUK adalah dua nama yang berhasil digaet oleh Cyanogen untuk memakai sistem operasi besutannya.
Namun, kesepakatan bisnis yang dilanggar dengan OnePlus serta kesulitan yang dihadapi dalam meyakinkan nama-nama besar di industri smartphone untuk menggunakan Cyanogen OS, membuat Cyanogen terus merugi.
Bulan Juli lalu, Cyanogen Inc. telah memberhentikan sejumlah pengembangnya. Dan kini, sang David yang berusaha mengalahkan Goliath pun mesti mengibarkan bendera putih.
Sumber : disini
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *